Aku ingin terbang bersamamu, mengelilingi dunia bersamamu. Tetapi, lain halnya jika sekarang ini kamu memilih untuk terbang bersama seorang wanita. Bukan aku. Aku bukanlah wanita yang sekarang ini sedang terbang bersamamu. Melainkan dia, seorang wanita yang ingin kamu bahagiakan. Dengan penuh semangat, kamu mencoba mengajaknya berkeliling dunia. Wanita mana yang tidak bahagia diajak terbang keliling dunia? Apalagi terbang bersamamu. Aku sadar, kini, ada seseorang yang sangat peduli denganmu, selain aku. Dia. Wanita yang sedang terbang bersamamu. Menyedihkan bukan? Mungkin, sekarang ini aku memiliki alasan untuk dapat melepasmu. Membiarkanmu terbang bersama wanita yang ingin kamu bahagiakan. Karena, untuk apa aku tetap disini, menunggumu yang tengah asik berkeliling dunia bersama wanita yang bukan aku? Bodoh sekali jika aku tetap mengiyakan permintaan hatiku untuk tetap menunggumu. Demi perasaanku yang kini telah merana, aku rela memaki-maki keinginanku untuk dapat terbang bersamamu.
Jumat, Desember 27, 2013
Lepaskanlah Dia
Aku ingin terbang bersamamu, mengelilingi dunia bersamamu. Tetapi, lain halnya jika sekarang ini kamu memilih untuk terbang bersama seorang wanita. Bukan aku. Aku bukanlah wanita yang sekarang ini sedang terbang bersamamu. Melainkan dia, seorang wanita yang ingin kamu bahagiakan. Dengan penuh semangat, kamu mencoba mengajaknya berkeliling dunia. Wanita mana yang tidak bahagia diajak terbang keliling dunia? Apalagi terbang bersamamu. Aku sadar, kini, ada seseorang yang sangat peduli denganmu, selain aku. Dia. Wanita yang sedang terbang bersamamu. Menyedihkan bukan? Mungkin, sekarang ini aku memiliki alasan untuk dapat melepasmu. Membiarkanmu terbang bersama wanita yang ingin kamu bahagiakan. Karena, untuk apa aku tetap disini, menunggumu yang tengah asik berkeliling dunia bersama wanita yang bukan aku? Bodoh sekali jika aku tetap mengiyakan permintaan hatiku untuk tetap menunggumu. Demi perasaanku yang kini telah merana, aku rela memaki-maki keinginanku untuk dapat terbang bersamamu.
Kamis, Desember 26, 2013
Akulah Magma Tanah Hatimu
Aku merindukanmu dan mungkin, kamu tidak mengetahuinya. Rinduku begitu tak tertahankan, rasanya ingin meledak, menyeruak keluar bagai magma yang tak lagi mampu untuk tetap abadi dalam kawahnya. Begitu juga rinduku yang tidak lagi mau untuk tetap mati dalam hatiku, oleh karena aku tak mampu mengungkapkannya. Meledak dengan begitu hebatnya agar rinduku dapat sampai ketanah hatimu yang telah lama usang. Usang karena masa lalu yang begitu kelabu, tanah hatimu kini rusak dan usang. Mungkin rinduku dapat meleburkan tanah hatimu, agar kamu dapat membiarkan apa yang membuatmu hidup, masuk dan menyatu dengan seisi tanah hatimu, yaitu aku. Izinkan aku masuk, membaur dengan tanah hatimu. Biarkan aku membuatmu hidup kembali, aku datang karena aku membawa berbagai keinginan yang akan berarti dan membuat tanah hatimu dapat kembali mengenal apa itu bahagia. Keinginanku untuk membuatmu bahagia kembali, aku rela mengahapus rasa maluku untuk menyatakan kepadamu bahwa aku merindukanmu. Tidak mudah untuk masuk bahkan membaur denganmu, walau aku yakin, aku dapat meluluhkanmu. Aku mencoba untuk terus membuatmu tersenyum walau apa yang kulakukan hanyalah hal sederhana. Namun aku yakin jika lama-kelamaan aku dapat membaur dan membahagiakanmu. Tidak mudah seperti magma yang laharnya menguasai tanah disekitar kawahnya, magma butuh waktu yang lama untuk dapat masuk bahkan menyatu dengan tanah, agar tanah yang dahulu usang kini subur kembali. Akulah magma tanah hatimu.
Jumat, Desember 13, 2013
Alasanku
Mengapa aku
menulis?
Menulis
adalah caraku bernostalgia
Mengingat
kembali tentang apa yang pernah terjadi dalam hidupku
Hidupku
dipenuhi warna
Biru adalah
warna yang aku sukai, dimana aku merasakan kebahagiaan
Abu-abu
adalah warna yang membuatku redup, aku butuh semangat
Merah
adalah warna dimana aku merasa lelah bahkan sangat lelah, I'm on fire
Warna
hitam adalah warna yang tidak aku inginkan, dimana aku menyerah. aku tidak lagi
mampu
Apa
yang aku tulis?
Kenangan
Kenangan
itu tidaklah abadi
Oleh
karena itu aku menulis
Agar
yang tidak abadi menjadi abadi
Siapa
yang menjadi inspirasimu dalam menulis?
Diriku
sendiri dan orang-orang yeng ada disekelilingku
Apa harapan
kamu tentang tulisan kamu?
Aku ingin
tulisanku dapat menjadi kenangan yang akan tetap hidup meski tidak lagi sedang terjadi
dalam hidupku
Kamis, Desember 12, 2013
Senjaku yang Telah Hilang
Apa kabar
kamu disana?
Masih
ingatkah denganku?
Ini aku,
Aku yang
selalu bersamamu kala senja hadir
Dikala senja
menggoda kita yang sedang asik berbincang lucu mengenai masa depan
Memaksa kita
beralih untuk memandang jingganya selendang langit disore hari
Itu sangat
indah
Aku bahagia
Belum pernah
kurasakan ketenangan ini sebelumnya
Sebelum aku
bersamamu
Aku adalah
seorang wanita yang kamu kenalkan pada senja untuk pertama kalinya
Ingatkah
kamu?
Aku
merindukanmu
Semenjak kamu
pergi
Senja yang
kupandangi tak lagi jingga
Senja yang
dahulu membuatku bahagia
Kini, semua
itu pergi bersamamu
Senja yang
kupandangi kini berwarna abu-abu
Yah...
Senjaku sendu
Senja yang
kupandangi bahkan tak lagi membuatku bahagia
Melainkan
membuatku cemas
Apakah kamu
khawatir dengan keadaanku sekarang?
Disini, aku
kedinginan
Kemana
perginya senja yang selalu menghangatkanku
Kembalilah...
Bawalah warna
jingga yang telah kamu bawa pergi
Agar senja dapat kembali
membuatku bahagiaSenin, Desember 09, 2013
Tidak Mungkin, Jika...
Tidak mungkin menjadi ‘kita’
‘Kita’ tanpa adanya aku?
Ah, bahkan tidak mungkin menjadi ‘kita’
‘Kita’ itu, kamu dengan aku
Mana mungkin kata ‘kita’ hanya salah satu dari ‘kita’,
Kamu ataupun aku yang menginginkan adanya ‘kita’,
Namun tanpa salah satu pelengkap ‘kita’?
Tidak mungkin terwujud kata ‘kita’
Untuk menjadi ‘kita’, harus bersama-sama berjuang mewujudkan ‘kita’
Siapa lagi kalau bukan ‘kita’?
Aku sendiri, tanpamu?
Tidak mungkin, aku butuh pendamping
Agar aku dapat mewujudkan ‘kita’
Kamu sendiri, tanpaku?
Ah, sudahlah...
Pasti kamu juga membutuhkanku
Untuk selalu mendampingimu
Memperjuangkan ‘kita’
Dampingi aku, maka aku akan selalu ada untukmu
Untuk bersama-sama memperjuangkan ‘kita’
Rabu, November 27, 2013
Sampai Bertemu Kembali
Jumat, November 22, 2013
Kemana Perginya Senjaku?
Kamu adalah
senjaku
Kamu bagai
senja disore hari
Layaknya senja
kamu begitu menenangkan
Menenangkan hati
dikala gundah
Tanpa kamu
ketahui
Hadirmu selalu
kunanti
Oleh karena
aku membutuhkanmu
Menginginkanmu
tersenyum manis
Ketika berjanji
tentang kita dimasa mendatang
Hadirmu dalam
hidupku
Bagai warna
jingga yang menghiasi langit sore
Kamu begitu mengindahkan
hidupku
Namun, kini
aku harus terbiasa
Terbiasa hidup
tanpa goresan warna jingga
Ya...
Begitu membosankan
Aku membutuhkanmu
untuk menghias hidupku
Kerena semenjak
kamu pergi
Tak ada lagi
warna jingga dilangit sore
Senjaku kelabu
Kemana perginya
senjaku?
Rabu, November 06, 2013
Bahagikanlah Dia
Jumat, Oktober 11, 2013
Kita akan Terbang Bersama
Selasa, September 24, 2013
Terimakasih, kamu. Ceritaku.
Minggu, September 01, 2013
Karena Aku Tahu
Aku memberi karena tahu rasanya tidak memiliki.
Aku menjawab karena tahu rasanya tidak diberi jawaban.
Aku mendengarkan karena tahu pedihnya diabaikan.
Aku bertahan karena tahu rasanya ditinggalkan.
Aku setia karena tahu rasanya diduakan.
Aku mencintai karena tahu rasanya mencintai tanpa balas.
Aku mencintai karena tahu rasanya mencintai tanpa balas.
Aku menikmati
peretemuan karena tahu rasanya perpisahan.
Langganan:
Postingan (Atom)