Jumat, Desember 27, 2013

Lepaskanlah Dia


Aku ingin terbang bersamamu, mengelilingi dunia bersamamu. Tetapi, lain halnya jika sekarang ini kamu memilih untuk terbang bersama seorang wanita. Bukan aku. Aku bukanlah wanita yang sekarang ini sedang terbang bersamamu. Melainkan dia, seorang wanita yang ingin kamu bahagiakan. Dengan penuh semangat, kamu mencoba mengajaknya berkeliling dunia. Wanita mana yang tidak bahagia diajak terbang keliling dunia? Apalagi terbang bersamamu. Aku sadar, kini, ada seseorang yang sangat peduli denganmu, selain aku. Dia. Wanita yang sedang terbang bersamamu. Menyedihkan bukan? Mungkin, sekarang ini aku memiliki alasan untuk dapat melepasmu. Membiarkanmu terbang bersama wanita yang ingin kamu bahagiakan. Karena, untuk apa aku tetap disini, menunggumu yang tengah asik berkeliling dunia bersama wanita yang bukan aku? Bodoh sekali jika aku tetap mengiyakan permintaan hatiku untuk tetap menunggumu. Demi perasaanku yang kini telah merana, aku rela memaki-maki keinginanku untuk dapat terbang bersamamu.

Kamis, Desember 26, 2013

Akulah Magma Tanah Hatimu


Aku merindukanmu dan mungkin, kamu tidak mengetahuinya. Rinduku begitu tak tertahankan, rasanya ingin meledak, menyeruak keluar bagai magma yang tak lagi mampu untuk tetap abadi dalam kawahnya. Begitu juga rinduku yang tidak lagi mau untuk tetap mati dalam hatiku, oleh karena aku tak mampu mengungkapkannya. Meledak dengan begitu hebatnya agar rinduku dapat sampai ketanah hatimu yang telah lama usang. Usang karena masa lalu yang begitu kelabu, tanah hatimu kini rusak dan usang. Mungkin rinduku dapat meleburkan tanah hatimu, agar kamu dapat membiarkan apa yang membuatmu hidup, masuk dan menyatu dengan seisi tanah hatimu, yaitu aku. Izinkan aku masuk, membaur dengan tanah hatimu. Biarkan aku membuatmu hidup kembali, aku datang karena aku membawa berbagai keinginan yang akan berarti dan membuat tanah hatimu dapat kembali mengenal apa itu bahagia. Keinginanku untuk membuatmu bahagia kembali, aku rela mengahapus rasa maluku untuk menyatakan kepadamu bahwa aku merindukanmu. Tidak mudah untuk masuk bahkan membaur denganmu, walau aku yakin, aku dapat meluluhkanmu. Aku mencoba untuk terus membuatmu tersenyum walau apa yang kulakukan hanyalah hal sederhana. Namun aku yakin jika lama-kelamaan aku dapat membaur dan membahagiakanmu. Tidak mudah seperti magma yang laharnya menguasai tanah disekitar kawahnya, magma butuh waktu yang lama untuk dapat masuk bahkan menyatu dengan tanah, agar tanah yang dahulu usang kini subur kembali. Akulah magma tanah hatimu.

Jumat, Desember 13, 2013

Alasanku


Mengapa aku menulis?
Menulis adalah caraku bernostalgia
Mengingat kembali tentang apa yang pernah terjadi dalam hidupku
Hidupku dipenuhi warna
Biru adalah warna yang aku sukai, dimana aku merasakan kebahagiaan
Abu-abu adalah warna yang membuatku redup, aku butuh semangat
Merah adalah warna dimana aku merasa lelah bahkan sangat lelah, I'm on fire
Warna hitam adalah warna yang tidak aku inginkan, dimana aku menyerah. aku tidak lagi mampu
Apa yang aku tulis?
Kenangan
Kenangan itu tidaklah abadi
Oleh karena itu aku menulis
Agar yang tidak abadi menjadi abadi
Siapa yang menjadi inspirasimu dalam menulis?
Diriku sendiri dan orang-orang yeng ada disekelilingku
Apa harapan kamu tentang tulisan kamu?
Aku ingin tulisanku dapat menjadi kenangan yang akan tetap hidup meski tidak lagi sedang terjadi dalam hidupku

Kamis, Desember 12, 2013

Senjaku yang Telah Hilang


Apa kabar kamu disana?
Masih ingatkah denganku?
Ini aku,
Aku yang selalu bersamamu kala senja hadir
Dikala senja menggoda kita yang sedang asik berbincang lucu mengenai masa depan
Memaksa kita beralih untuk memandang jingganya selendang langit disore hari
Itu sangat indah
Aku bahagia
Belum pernah kurasakan ketenangan ini sebelumnya
Sebelum aku bersamamu
Aku adalah seorang wanita yang kamu kenalkan pada senja untuk pertama kalinya
Ingatkah kamu?
Aku merindukanmu
Semenjak kamu pergi
Senja yang kupandangi tak lagi jingga
Senja yang dahulu membuatku bahagia
Kini, semua itu pergi bersamamu
Senja yang kupandangi kini berwarna abu-abu
Yah...
Senjaku sendu
Senja yang kupandangi bahkan tak lagi membuatku bahagia
Melainkan membuatku cemas
Apakah kamu khawatir dengan keadaanku sekarang?
Disini, aku kedinginan
Kemana perginya senja yang selalu menghangatkanku
Kembalilah...
Bawalah warna jingga yang telah kamu bawa pergi
Agar senja dapat kembali membuatku bahagia

Senin, Desember 09, 2013

Tidak Mungkin, Jika...

‘Kita’ tanpa adanya kamu?
Tidak mungkin menjadi ‘kita’
‘Kita’ tanpa adanya aku?
Ah, bahkan tidak mungkin menjadi ‘kita’
‘Kita’ itu, kamu dengan aku
Mana mungkin kata ‘kita’ hanya salah satu dari ‘kita’,
Kamu ataupun aku yang menginginkan adanya ‘kita’,
Namun tanpa salah satu pelengkap ‘kita’?
Tidak mungkin terwujud kata ‘kita’
Untuk menjadi ‘kita’, harus bersama-sama berjuang mewujudkan ‘kita’
Siapa lagi kalau bukan ‘kita’?
Aku sendiri, tanpamu?
Tidak mungkin, aku butuh pendamping
Agar aku dapat mewujudkan ‘kita’
Kamu sendiri, tanpaku?
Ah, sudahlah...
Pasti kamu juga membutuhkanku
Untuk selalu mendampingimu
Memperjuangkan ‘kita’
Dampingi aku, maka aku akan selalu ada untukmu
Untuk bersama-sama memperjuangkan ‘kita’